Banyak
sekali definisi singkat tentang hidup. Hidup adalah pilihan, hidup adalah
perjuangan, hidup adalah belajar, hidup adalah ujian, hidup ini mahal, hidup
ini indah, hidup itu pilihan dan masih banyak lagi definisi singkat tentang
hidup, hidup adalah ini itu. Dari sekian definisi singkat yang sudah ada
tersebut yang paling menarik adalah hidup itu misteri.
Dan ada pula tentang hidup dari wacana waktu,
yaitu kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan dan hari esok adalah
harapan. Harapan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi dalam hal
rezeki, kesehatan, pekerjaan, bisnis, usaha dan lain sebagainya dalam hidup.
HARAPAN adalah satu hal yang membuat seseorang tetap bertahan dalam hidup.
Meskipun harapan itu sendiri adalah sesuatu hal yang tidak pasti atau belum
pasti.
Dimana sesuatu yang tidak pasti atau belum pasti adalah
misteri. Dan memang hidup adalah misteri. Misteri kehidupan merupakan bagian
dari rahasia Allah. Diantara enam rukun iman, empat
rukun iman merupakan tentang hal bersifat ghaib atau misteri. Yaitu Iman kepada
Allah, Iman kepada Malaikat Allah, Iman kepada hari kiamat dan Iman kepada Qada
dan Qadar. Hanya dua rukun iman yang tidak bersifat ghaib yaitu Iman kepada
Rasul Allah dan Iman kepada Kitab Allah. Dari empat rukun iman diatas sudah
sangat jelas bahwa hidup adalah misteri.
Siapa pun tidak akan pernah bisa memastikan besok akan
seperti apa dan bagaimana. Jangankan besok, satu detik ke depan pun tidak akan
pernah ada yang bisa memastikan seperti apa dan bagaimana. Manusia hanya bisa
berencana tetapi Allah-lah yang
menentukan.
Setiap orang pernah mengalami kejadian yang tidak terduga
atau secara kebetulan. Misalkan mendapat rezekimendadak,
selamat dari musibah atau tiba-tiba bertemu dengan orang yang pernah terlintas
dalam hati. Kejadian tak terduga atau secara kebetulan tersebut hanya berlaku
untuk manusia tetapi tidak untuk Allah. Karena setiap kejadian atas
sepengetahuan Allah.
Untuk bisa membaca rahasia misteri hidup setiap orang
tidak perlu menjadi orang sakti, memiliki ilmuterawangan
atau ilmu meraga sukma. Karena sebenarnya Allah selalu memberikan petunjuk pada
hamba-hambaNya. Allah tidak pernah melupakan dan meninggalkan kita dalam
kondisi apa pun. Tetapi kita-lah yang selalu melupakan dan meninggalkan Allah.
Kita baru ingat dan mendekat pada Allah disaat kita sudah tidak dapat menemukan
solusi dari masalah yang kita hadapi. Allah hanya sebagai tempat persinggahan
sesaat dan sebagai tempat untuk pelarian dari kebuntuan masalah. Adilkah itu ?
Ikhtiar batin tidak hanya sekedar sarana untuk
munajat dan mujahadah kepada Allah. Tetapi Ikhtiar batin juga sebagai sarana
untuk membuat batin menjadi peka membaca petunjuk Allah. Petunjuk Allah disini
juga bagian dari rahasia misteri hidup.
Seringkali orang salah mengira, bahwa gambaran
petunjuk Allah itu seperti halnya menonton televisi dengan gambar yang jelas.
Petunjuk Allah untuk seperti kita yang hanya hamba Allah biasa itu berupa
simbol atau pertanda. Dan untuk bisa menterjemahkan, memahami serta mengerti
petunjuk Allah berupa simbol dan pertanda tersebut diperlukan kepekaan batin.
Dengan ikhtiar batin-lah sarana untuk meningkatkan kepekaan batin tersebut.
Dibalik Kesuksesan dan Keberhasilan seseorang
selalu ada Aspek Spiritual dan Ikhtiar Batin yang menyertainya.
Semoga bermanfaat…
Sumber : Rahasia Riyadhoh Ayat Kursi
"Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda : "Apabila salah seorang diantara kalian memperbaiki agamanya maka amal-amal baiknya akan dibalas sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus untuk setiap amal baik dan suatu perbuatan buruk akan dicatat seperti itu juga."
(HR: Bukhari)
"Dari Aisyah ra. bahwasanya Nabi saw., masuk pada Aisyah dan disisinya seorang wanita, lalu Nabi bertanya: "Siapakah ini?" Aisyah berkata: "Fulanah yang menuturkan shalatnya". Nabi bersabda: "Atasmu apa yang menjadi kemampuanmu. Demi Allah, Allah tdak bosan sehingga kamu bosan. Agama yang paling dicintai-Nya adalah sesuatu (agama) yang pemiliknya (mengamalkan) terus menerus."
(HR: Bukhari)
"Dari Anas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan: "Tidak ada Tuhan melainkan Allah". Dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji gandum. Dan akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan: "Tidak ada Tuhan melainkan Allah dan di hatinya ada kebaikan seberat atom."
(HR: Bukhari)
"Dari Anas dari Nabis saw. : "Keimanan itu tempat kebaikan."
(HR: Bukhari)
"Dari Umar bin Khaththab ra. bahwasanya seorang laki-laki dari Yahudi berkata kepadanya: "Wahai Amirul mu'minin, suatu ayat didalam kitabmu yang kamu baca seandainya ayat itu turun atas kami golongan Yahudi niscaya kami jadikan hari raya. Umar berkata: "Ayat mana itu?" Ia menjawab: "AL YAUMA AKMALTU LAKUM DIINAKUM WA ATMAMTU 'ALAIKUM NI'MATII WARADLIITU LAKUMUL ISLAAMA DIINAN" (Pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku sempurnakan atasmu ni'mat-Ku dan aku rela Islam sebagai agama bagimu). Lalu Umar berkata : Kami telah mengetahui hari itu dan tempat turunnya atas Nabi saw. yaitu beliau sedang berdiri di Arafah pada hari Jum'ah."
(HR: Bukhari)
"Dari Malik bin Anas dari pamannya Abu Suhail bin Malik dari ayahnya bahwasanya ia telah mendengar Thalhah bin Ubaidillah berkata: "Seorang laki-laki penduduk Najd datang kepada Rasulullah saw. morak-marik (rambut) kepalanya, kami mendengar dengan suaranya dan kami tidak memahami apa yang dikatakannya sehingga dekat. Tiba-tiba ia tanya tentang Islam. Lalu Rasulullah saw. bersabda: "Shalat lima kali dalam sehari semalam." Lalu ia berkata: "Apakah ada kewajiban atasku selainnya?" Beliau bersabda: "Tidak, kecuali yang sunat." Rasulullah saw. bersabda: "Dan puasa Ramadlan." Ia bertanya: "Apakah ada kewajiban atasku selainya?" Beliau bersabda: "Tidak, kecuali sunat." Thalhah berkata : Dan Rasulullah menuturkan kepadanya zakat." Ia berkata: Apakah wajib atasku selainnya?" Beliau bersabda: "Tidak kecuali sunat." Thalhah berkata: lalu laki-laki itu berpaling seraya berkata: Demi Allah saya tidak menambah atas ini dan tidak pula menguranginya." Rasulullah saw. bersabda: "Berbahagialah dia, jika benar."
(HR: Bukhari)
"Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang mengiringkan jenazah orang Islam karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah dan ia bersamanya sehingga jenazah itu dishalati dan selesai dikuburkan maka ia kembali mendapat pahala dua qirath yang masing-masing qirath seperti gunung Uhud. Dan barangsiapa yang menshalatkannya kemudian ia kembali sebelum dikuburkan maka ia kembali dengan (pahala) satu qirath."
(HR: Bukhari)
"Dari Abdullah bin Mas'ud ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda : "Mencaci maki orang muslim adalah fasiq dan memeranginya adalah kafir."
(HR: Bukhari)
" Dari Annas, ia berkata: Ubadah bin Shamit memberi khabar kepadaku bahwasanya Rasulullah saw. keluar memberitahukan tentang lailaul qadar. Lalu dua orang Islam saling mencaci maki tentang lailatul qadar. Lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya saya keluar untuk memberitakan kepadamu tentang lailatul qadar. Dan sesungguhnya Fulan dan Fulan saling mencaci maki tentang lailatul qadar maka diangkatlah niyatnya, dan barangkali ia lebih baik bagimu. Carilah lailatul qadar itu pada tanggal tujuh, sembilan, dan lima (yang dimaksud adalah tanggal 27, 29, dan 25 Ramadlan)."
(HR: Bukhari)
"Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:"Ketika Rasulullah saw. Di suatu majlis sedang berbicara dengan suatu kaum, datanglah seorang kampung dan berkata: "Kapankan kiamat itu?" Rasulullah terus berbicara, lalu sebagian kaum berkata:"Beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya, namum beliau benci terhadap apa yang dikatakan itu." Dan sebagian dari mereka berkata: "Namun beliau tidak mendengarnya. "Sampai sampai ketika beliau selesai berbicara maka beliau bersabda: "Dimanakah gerangan orang yang bertanya tentang kiamat?" Ia berkata: "Hai saya wahai Rasulullah" Beliau bersabda: "Apabila amanat itu disia-siakan maka nantikanlah kiamat." Ia berkata: "Bagaimana menyia-nyiakannya?" Beliau bersabda: "Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada selain ahlinya, maka nantikanlah kiamat."
(HR: Bukhari)